Jam menunjukkan jam 6.45 malam. Masih ada waktu 30 menit sebelum
Dimas datang. Kami belum pernah bertemu muka. Kami hanya bertemu online
selama ini di ruang chat. Alasannya, ya karena aku tdk tinggal di kota
yang sama dengannya. Bakalan mahal jika ingin sering bertemu. Keinginan
bertemu bukan hanya karena ingin saling kenal lebih dekat tapi juga
karena semakin memanasnya pembicaraan kami.
Sudah Bisa ditebak.. pembicaraan kami sudah melewati masa-masa bla bla bla.. dan berakhir dengan cyber sex.
Bukan hanya sekedar chat sex tapi juga sex yang memuaskan, yah
walaupun hanya di chat. Akhirnya setelah sekian lama, akulah yang
memberanikan diri datang ke kota nya. Sekalian jalan-jalan. Dan malam
ini, Dimas berjanji akan mengajakku makan malam bersama.
“Ding Dong.. Ding Dong.. Ding Dong..”, tepat pukul 7 malam suara bel kamar hotelku berbunyi 3 kali.
Aku segera menghampiri pintu dan saat kubuka.., Dimas kulihat berdiri
di depanku. Tampak gagah dan maskulin. Ternyata tdk jauh berbeda dari
foto yang di kirimkannya ke emailku.
Sebaliknya, kulihat Dimas tertegun dengan apa yang kupakai malam ini.
Aku mengenakan gaun tipis krem sepaha dengan tali kecil di pundak.
Matanya masih tertegun melihat bercak 2 bulatan BH 34B di dadaku dan
g-string yang tembus pandang tersorot lampu di gang.
“Silakan masuk..” kataku sambil menarik tangannya dengan manja.
Hanya saja Dimas sepertinya tdk sabar dengan kedatanganku yang sudah
ditunggu-tunggunya. Tanganku ditariknya lembut, badanku dipeluknya
dengan hangat. Hingga wajahku tepat berada di depan wajahnya.
“Aku kangen banget sama kamu, sayang” ucapnya sambil berniat menciumku.
Aku berusaha menjauh, tapi tak kulepas dekapannya. Kututup bibirnya dengan telunjukku. “
Eiittttt.. sabar dong, Mas. Masak mau serobot aja sih. ” aku mengerling nakal padanya.
Dan kuajak ke sofa di kamarku. Kubiarkan dia duduk di sana dan bukan di tempat tidur yang terbentang di depan kami.
“Mau minum apa? Aku hanya punya bir dan coca cola kaleng,” ucapku seraya melangkah ke kulkas.
“Bir saja, enak minum bir dengan wanita cantik seperti kamu,” Dimas mulai sadar rupanya.. hingga bisa berbicara lebih banyak.
“Bir saja, enak minum bir dengan wanita cantik seperti kamu,” Dimas mulai sadar rupanya.. hingga bisa berbicara lebih banyak.
Aku tersenyum mendengar ucapannya. Aku ambil bir buatnya dan coca
cola buat aku sendiri. Aku duduk di sebelah kanannya. Saat kuteguk
minumanku, kaki kananku kusilakan di atas kaki kiriku. Karena bajuku tdk
seberapa panjang, terbuka deh pahaku. Walaupun Dimas juga sedang
menegak minumannya, matanya tdk henti-hentinya melihat pahaku yang putih
mulus.
“Kamu cantik sekali, Sarah,” tangannya mulai berkelana.
Kali ini mengusap-usap pahaku. Dan menggeser badannya.
“Kamu juga ganteng,” bisikku manja di telinganya.
Semakin tdk sabaran dia. Nafasnya kudengar sudah tdk teratur. Kaleng
birnya dan kaleng coca colaku ditaruhnya di atas meja kecil sebelahnya.
“Aku kangenn banget sama kamu. Aku ingin ‘telen’ kamu.. Sar” gitu istilah Dimas jika ingin mulai main.
Kecupan kecil mendarat di bibirku. Aku balas dengan lembut. Kulihat
matanya penuh dengan rasa kangen. Kecupannya berubah menjadi ciuman yang
lebih bernafsu. Lidahnya bermain-main dengan penuh nafsu di mulutku
diikuti dengan nafasnya yang tak tertahankan.
Begitu lincahnya membuat aku pun mulai terangsang, kubalas juga
dengan permainan lidahku di mulutnya. Kehangantan meliputi kami berdua.
Duduk kami semakin mendekat. Tangan kanannya memelukku dg lembutnya.
Tangan kirinya sudah mulai berjalan lebih jauh di pahaku.
“hmm.. hmm..” desahku seirama permainan lidah kami.
Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya.
“Aku kangen kamu juga, Mas” di sela-sela permainan lidah kami.
Hingga akhirnya Dimas tak tahan, dan dengan perlahan namun pasti
Dimas membuka gaunku tanpa mengurangi kehangatan kami. Sekarang tinggal
bra tanpa tali dan g-string putihku. Kulihat matanya terpukau dengan
pemandangan di depannya.
“Bikin kamu tambah kepingin, ya Mas,” kerlingku nakal.
“Iya, sayang..” jawabnya sambil tangannya mulai menjelajahi lipatan gunungku.
“Iya, sayang..” jawabnya sambil tangannya mulai menjelajahi lipatan gunungku.
Dielusnya, dipandangnya, dielusnya lagi dan dikecupnya bra ku. Ahh.. lembutnya.
“Kita ga jadi makan malam, Mas?” tanyaku mangingatkan.
“Ga laper aku, aku lebih laper kamu..” senyumnya.
“Ga laper aku, aku lebih laper kamu..” senyumnya.
Sambil perlahan berdiri, aku tarik tangannya. Dengan isyarat mataku,
Dimas tahu aku minta dia berpindah ke tempat tidur. Kudorong dia,
mengisyaratkan supaya dia berbaring di tempat tidur. Kubiarkan dia
bertanya-tanya dalam hati. Dengan pakaian yang lengkap kubiarkan dia
berbaring. Aku naik juga ke tempat tidur, dengan hanya mengenakan bra
dan g-string.
Aku naik ke atasnya. Kucium lembut bibirnya. Perlahan aku buka
kancing kemejanya. Dibantunya aku dengan sedikit mengangkat badannya,
hingga aku bisa melepaskan kemejanya dengan mudah. Di hadapanku sekarang
terbentang dada bidangnya. Kucium perlahan dadanya. Kujilat-jilat
putingnya, yang kiri .. yang kanan. Aku tak tahu apa yang dirasakannya.
Yang kutahu tangannya mengelus-elus lembut rambutku.
“Sarah.. enak sayang..” lidahku meneruskan perjalanannya.
Sedikit ke bawah, jilatanku semakin membuatnya semakin gemas mengusap-usap rambutku. Perutnya pun tak lepas dari jilatanku.
“Kamu pintar ya..” bisiknya tertahan. Cerita Sex
Hingga ke bawah perut. Masih ada Masana panjang yang menutup
gerakan-gerakan tak karuan dibaliknya. Ada onggokan yang ingin segera
terlepaskan. Aku lirik Dimas, dan matanya memintaku untuk membebaskan.
Aku menggeleng nakal..
“Ngga, ah.. sabar dong..” aku lanjutkan lagi kecupanku. Aku kecup tonjolan itu.
Cup..cup..cup.. Aku tersenyum lebar, sewaktu kulihat matanya memohon dengan sangat.
“Tunggu ya.. aku pingin kecup dari luar dulu.” Aku kecup lagi.
Aku masukan tonjolan itu di mulutku.
“Sarah nakal ya.. buka dong, sayang. Aku ngga tahan, nih” Akhirnya kubuka ikat pinggangnya.
Dan resletingnya. Kulirik lagi, matanya sudah semakin memohon.
Akhirnya kubuka Masana panjangnya. Terpikir lagi keinginan untuk
mengganggunya.
Cerita Dewasa Bercinta Melepas Rindu
Kubiarkan CD nya. Kukecup lagi tonjolannya yang sudah semakin besar itu.
Ahh.. kalo mau jujur, aku juga sudah tdk tahan melihatnya. Ingin
kutelan rasanya. Tapi aku ingin mengganggunya juga.. hehe.. Aku masukan
tonjolan itu ke mulutku. Kukulum perlahan. Ahh.. gerakannya semakin tak
karuan.
“Sarah.. buka sayang, bukaa..”
Aku buka juga akhirnya. WOW.. besaarr sekalii.. aku tak percaya
mataku. Dengan tak sabar kupegang batang besar itu. Aku usap-usap.
“Suka sayang?” tanya Dimas.
“Suka banget. Punyamu besar banget, Mas” Aku jilat-jilat pinggirannya.
“Suka banget. Punyamu besar banget, Mas” Aku jilat-jilat pinggirannya.
Dari atas ke bawah, Aku balik lagi dari bawah ke atas.
Sesekali kurasakan gerakannya yang semakin tak henti.
“Enakk sayangg.. teruuss..” pintanya. Kujilat belahannya.
Lidahku bermain-main di sana. Membuat gerakan nakal. Semakin cepat,
seirama kocokan tanganku yang juga semakin cepat. Aku masukan kepalanya
ke mulutku. Aku sedot seperti makan es krim. Sesekali lidahku bermain di
belahannya.
“Aghh.. enakk..” Aku semakin menjadi-jadi mendengar erangannya.
Kubuka bra ku. Biar gerakanku semakin lepas. Kusentuh buah dadaku
dengan k0ntolnya. Kuputar-putar k0ntolnya mengelilingi dadaku.
Melingkari bongkahanku dan putingku. Yang kiri.. yang kanan.. ahh..
enaknya. Kumasukan lagi ke mulutku, kali ini lebih dalam. Hampir
menyentuh ujung mulutku. Aghh.. sedapnya.
Aku sedoott lebih lama. “srrpp.. srpp..” Aku mainkan juga lidahku di dalam sana.
Kuempot sampe terdengar suaraku sendiri.
“Aghh.. enak sayang. Enak banget. Kamu pinterr.. terus sayang..” erangnya.
Kulepas lagi.. kali ini tanganku yang bermain. Kukocok perlahan,
perlahan dan akhirnya lebih cepat. Matanya terpejam menahan gejolak yang
ada. Kutahu.. pasti dia tdk mau keluar sekarang. Hehe.. dasar cowok.
Aku mau kerjain lagi ahh..
Kulepas batangnya. Dimas terkaget-kaget.
“Kok udahan, sayang. Aku belum puas nih..” aku hanya tersernyum.
Aku kecup bibirnya dan memintanya untuk berlutut di ujung tempat tidur. Gantian aku yang merebahkan tubuhku di hadapannya.
“Mainkan k0ntolmu, Mas.. kocok-kocok sendiri ya. Aku suka liat cowok mengocok k0ntolnya. ” Dia mengerti maksudku.
Aku memang suka bangeett. Hadiahnya, aku juga mau beronani di hadapannya. Aku pejamkan mataku.. tanganku bergerilya di tubuhku.
Tangan kiri dan kananku bermain di dadaku. Ahh.. enaknya sentuhanku
sendiri. Aku basahi jari telunjuk tangan kananku dengan memasukkan ke
mulutku. Kubuka mataku, ingin kuliat apa yang sedang Dimas perbuat. Ah
gantengnya. Dengan k0ntol yang sudah membesar, dikocok-kocoknya terus
batangnya. Bikin aku semakin terangsang.
Aku masukan jariku perlahan ke mulutku.. kukulum jariku..kusedot. Kunikmati getaran yang ada.
“Ehmm..mhhmm..” sambil mendesah-desah, badanku kugoyangkan.
Kubasahi putingku dg jariku. Kulingkari putingku, sambil kulirik Dimas dengan lirikan nakal.
“Kamu nakal, yaa..” sahut Dimas sambil mengocok k0ntolnya.
Matanya memancarkan kesenangan sekaligus, kelaparannya.. Kubasahi lagi sebelah buah dadaku. Kulingkari lagi..
“Uuughh.. ” erangku menahan sensasi.
Kemudian tangan kananku turun ke bawah.. ke perutku..
“Ughhghh..” badanku kuangkat sedikit ke atas.
“Terus sayang..” Dimas tak tahan lagi menunggu jalannya tanganku.
“Terus sayang..” Dimas tak tahan lagi menunggu jalannya tanganku.
Kuturunkan lagi. Ke atas g-stringku. Kugosok-gosok perlahan. Sambil mendesah..”mmhhmm..ehmm..” Kuselipkan satu jari ke baliknya.
“Aghh..”.. kurasakan mekiku sudah basah.
Semakin mudahnya aku memainkan jariku di sana.
“Kasih liat dong sayang..” Dimas memohon supaya aku membuka g-stringku.
Aku semakin menjadi-jadi..
“Sabar dong, Mas..” sambil jariku kumasukan ke mekiku..
”AGGgghh..” oh nikmatnya.. tangan kiriku semakin gencarnya meremas-remas buah dadaku.
”AGGgghh..” oh nikmatnya.. tangan kiriku semakin gencarnya meremas-remas buah dadaku.
Gerakan badanku semakin tak karuan. Bergoyang ke sana kemari.
Akhirnya kubuka g-stringku. Kuturunkan perlahan. Sampai di lututku..
”Bukain dong, Mas..” dengan cepat ditariknya g-stringku.
“Ngga tahan ya..” kerlingku lagi.
“Ngga tahan ya..” kerlingku lagi.
Kubuka pahaku lebar-lebar. Biar Dimas bisa melihat lebih jelas. Kumasukkan jari telunjuk kananku ke mekiku.
“Aaagghh..nikmat..” maju mundur.. pelan-pelan. Kunikmati sensasi yang ada.
Mekiku semakin basah. Kutambahkan jariku, kali ini 2 jari.
“Aghh.. ” kugoyangkan badanku.
Ketika jariku keluar, kuarahkan badanku ke jari. Ketika kumasukan
kumundurkan badanku. Semakin licinn.. semakin dalamm.. semakin menggila
kumasukan jarikuu..
“Oghh..Oghh..”
Tangan kiriku berpindah. Kugunakan jari kiriku memainkan klitorisku.
“aghh.. ” semakin lama semakin tak terbendung lagi.. kugerak-gerakkan
terus jariku. Keluar masuk. Keluar masuk. Semakin cepat. Akhirnya..
“Ahh..” aku tak tahan lagii.. becek deh.
“Ahh..” aku tak tahan lagii.. becek deh.
Basah. Becek. Aku lemas.. Di ujung sana, Dimas tersenyum puas melihat pemandangan tadi.
“Kamu cantik sekali, sayang.. aku suka melihatnya.” Dimas mendekatkan wajahnya ke wajahku.
“Masih mau aku?” tanyaku.
“Mau dong sayang..” Kami berciuman lagi.
“Masih mau aku?” tanyaku.
“Mau dong sayang..” Kami berciuman lagi.
K0ntolnya yang besar, terasa di belahan pahaku. Kadang terasa
menyenggol mekiku. Ciumannya yang lembut sangat menyentuh. Lidahnya
mencari-cari lidahku. Dimas tahu sekali menghidupkan gariahku kembali.
Nakal dia, di awal-awal chat kami, dia menyelidiki apa yang aku suka.
Kini badan kami yang tanpa benang sehelaipun saling berpelukan dalam
kehangatan.
“mmhh..hmm.” desahku merasakan lembut ciumannya.
Ciuman Dimas berpindah ke leherku, dijilatnya leherku, yang semakin membuat aku terangsang.
“Dimas..”
“Ya sayang..”
“Ya sayang..”
Jilatannya semakin turun, ke dadaku.. ke buah dadaku.
“Aghh..” kurasakan buah dada kiriku basah oleh jilatannya.
Sementara yang kanan diremas-remas olehnya.
“Enak, Masl..” dijilatnya yang kanan, dan yang kiri diremas-remasnya.
“Masl.. teruss.. turun Mas..” Mukanya terangkat..
“Sabar dong sayang..” gantian lirikan nakalnya menggangguku.
“Kamu jahatt.. ” ujarku sambil mengelus-elus kepalanya.
“Masl.. teruss.. turun Mas..” Mukanya terangkat..
“Sabar dong sayang..” gantian lirikan nakalnya menggangguku.
“Kamu jahatt.. ” ujarku sambil mengelus-elus kepalanya.
Jilatannya semakin turun. Perutku kena gilirannya. Diputar-putar lidahnya di pusarku.
“Aghh..” semakin turun lagi.
Dibukanya pahaku lebih lebar. Jarinya membuka mekiku. Kurasakan klitorisku dijilatnya lembut..
“Ughh.. enak Masl..” Dikulumnya hangat.
Semakin lama semakin cepat.
“Masl.. enakk..” bukan lagi klitorisku yang dijilatnya.
Semakin ke bawah.. mekiku dibukanya dengan kedua jarinya. Supaya lidahnya bisa masuk leluasa..
”Oughh.. ennaakk .. Masl..” pantatku melonjak-lonjak kenikmatan.
Dimasukkan lagi lidahnya lebih dalam, bikin aku semakin tak kuasa menahan gerakan pinggulku.
“Enak Masl.. ohh..oh.. enak Masl..” Dimas semakin bernafsu mendengar eranganku.
Sodokan lidahnya semakin menjadi-jadi. Biarpun badanku tak bisa diam, Dimas tak perduli..
“Dimasn.. enak bangett..teruuss” pantatku sedikit diangkatnya.
Sekarang bukan hanya mekiku yang dijilat tapi juga lubang anusku. Dijilatinya memutar lubang anusku.
Sensasinya berbeda sekali. Jilatannya kembali ke mekiku. Dengan
posisi mekiku agak di atas, dimasukannya mekiku ke dalam mulutnya. Aku
kaget sekali tapi enakk..
“Dimasn.. kamu apain mekiku..” Dimas tak menggubris, semakin dilahapnya mekiku.
Diisep, dijilat, trus diisep lagi .. disedotnya klitorisku dengan
sedotan yang wowww.. aku ga tau lagi apa perasaanku yang ada aku
menjeritt..
“Agghh.. Dimasn..” kurasakan cairan hangat keluar dari mekiku. Gilaa.. lemes aku.
Tapi Dimas ngga mau menunggu lama lagi. Ditindihnya tubuhku.
Dibukanya pahaku. Didekatkannya batangnya ke lubang mekiku.
Digesek-gesek..
“ouhh..” dimasukkannya perlahan-lahan ..
“Aahh..” rintihku.
“Aahh..” rintihku.
Kupejamkan mataku menikmati. Oughh.. nikmatnya. Sedikit demi sedikit batangnya menembus lebih dalam.
“Achh.. enakk..teruss Masl..” Dimas menggerak-gerakkan badannya.
Didorongnya perlahan..
“AAagghh.. yang cepat Mas.. yang keras.. ” pintaku. Gerakannya berubah cepat.
Dorongannya pun semakin keras, hingga badanku ikut terdorong.
“Ooohh enakk.. teruuss..” k0ntolnya terasa nikmat.
“Enak sayangg..?” .
“Iya.. teruss Masl..”
“Enak sayangg..?” .
“Iya.. teruss Masl..”
Aku semakin menggila, kakiku kuangkat dan kulipat mengelilingi pinggangnya. Kujepit lama tatkala Dimas mendorong masuk.
“Ohh..” Gerakannya bukan hanya semakin keras tapi juga semakin cepat. Tubuhku juga semakin cepat bergerak mengikuti iramanya.
“Aghh.. Sar, meki kamu enakk..” kali ini bukan hanya eranganku, tapi juga erangannya.
“Punyamu juga enak, sayangg..”
“Aghh.. Sar, meki kamu enakk..” kali ini bukan hanya eranganku, tapi juga erangannya.
“Punyamu juga enak, sayangg..”
Tak disangka, Dimas mencabut k0ntolnya dan mengubah posisiku ke doggy
style. Sleebb.. k0ntolnya menembus mekiku yang basah kuyub.
“Oughh.. ennaakk sayangg..” kuputar-putar pantatku mengimbangi permainannya.
“Sarahh.. gila kamuu..”
“.. teruuss masukin mekiku. Yang keras Masl..” Dimas semakin mengganas, erangannya pun tak kalah ganas..
”Agghh.. meki kamu Sar..enakk.. enak ngentot sama kamu sayangg..aghh..” kata-katanya sudah tak beraturan.
“Sarahh.. gila kamuu..”
“.. teruuss masukin mekiku. Yang keras Masl..” Dimas semakin mengganas, erangannya pun tak kalah ganas..
”Agghh.. meki kamu Sar..enakk.. enak ngentot sama kamu sayangg..aghh..” kata-katanya sudah tak beraturan.
Badannya terus bergerak. Mendorong k0ntolnya yang uenakk banget.
Dikecupnya punggungku, diremasnya buah dadaku. Semakin membuatku ke
puncak kenikmatan..
“Masl.. aku mau keluaar..”
“Tunggu sayangg.. tahan bentarr..” gerakannya semakin cepat dan semakin liar
“Aghh..” erangannya semakin tak karuan.
“Tunggu sayangg.. tahan bentarr..” gerakannya semakin cepat dan semakin liar
“Aghh..” erangannya semakin tak karuan.
Semakin cepat, semakin liar.. aku semakin tak tahan..
“Masl.. ” bersamaan.. jeritanku berpadu dengan jeritan keras Dimas..
“Achh.. aku keluar sayangg.. achh..” kurasakan cairan hangat membasahi mekiku berpadu dengan cairanku.
“Achh.. aku keluar sayangg.. achh..” kurasakan cairan hangat membasahi mekiku berpadu dengan cairanku.
Lemasnya lemasnya..
Tubuh Dimas memeluk erat tubuhku yang menjatuhkan diri ke tempat
tidur. Aku balikkan badanku. Kupeluk dia dengan hangat dan senyum yang
memuaskan..
“Makasih sayang. Kamu sudah memuaskan aku.” Andi mengecup keningku.
“Ternyata kamu seperti yang aku bayangkan. Cantik dan liar di tempat tidur. Aku sayang kamu, Sar”. Kamipun berpelukan, lupa akan janji kami malam itu, untuk merayakan pertemuan kami dengan makan malam bersama.
“Ternyata kamu seperti yang aku bayangkan. Cantik dan liar di tempat tidur. Aku sayang kamu, Sar”. Kamipun berpelukan, lupa akan janji kami malam itu, untuk merayakan pertemuan kami dengan makan malam bersama.
Lagipula sudah jam 1 dini hari. Tak kusangka selama itu kami bermain.
0 komentar:
Posting Komentar