Ekoo….???” Kaget Dina histeris. Mulutnya menganga dan matanya melotot, “jadi tadi tuh kamu yg ngentotin aq…?” sambungnya seolah tak percaya jika laki-laki yg sedari tadi menikmati tubuhnya dengan kasar adalah si tukang sate, teman Iwan.
Sambil berdiri, Eko hanya bisa tersenyum sambil menganggukan kepala. Sama sekali tak merasa bersalah sedikitpun. “Nikmat kan mbak dimasukkin penis besarku…?” tanya Eko santai
Sekilas, Dina melirik kearah penis Eko yg masih setengah tegang.
“Woww.. besar sekali penisnya…” kagum Dina sambil terus menata penis yg ada di depan wajahnya. “Nggak beda sama penis Iwan…”
“Hehehe… puas-puasin deh mbak ngeliatin penis yg baru aja memasuki memekmu ini… hehehehhe…?” kata si tukang sate seolah membaca apa yg ada di otak Dina
Dengan sengaja, laki-laki kurus itu lalu melakukan kegels dan memainkan otot k0ntolnya. Membuat batang k0ntolnya yg baru saja menyemburkan pejuh ke mulut Dina itu mengangguk-angguk lucu. Seolah menggoda, berulang kali kepala k0ntol si tukang sate itu mengetuk-ngetuk dagu dan hidung citra.
“Mau aq masukin lagi memeknya mbak…?” tanya Eko lagi, yg kali ini ia memulai menepuk-nepukkan batang k0ntolnya yg masih berlumuran pejuh itu ke mulut Dina.
Pukk pukk pukk
“Buka mulutmu mbak….” kata Eko yg tanpa meminta lebih jauh segera memasukkan batang k0ntolnya ke dalam mulut Dina.
Entah karena masih ngantuk atau belum berpikiran apa-apa, Dina hanya membiarkan batang k0ntol Eko menyeruak masuk. Tak lama kemudian Eko segera menggerakkan k0ntol itu maju mundur, mirip seperti orang yg sedang menggosokkan sikat gigi ke mulut Dina.
Tiba-tiba, Dina tersadar dengan apa yg ada dimulutnya. “Eko kan baru aja ngentot lubang pantatku…?” tanya Dina dalam hati sambil memundurkan kepalanya menjauh dari k0ntol Eko.”
“Mppffppfff…” ucap Dina berusaha menghindar.
“Ee e ehh.. jangan berhenti dulu mbak.. aq pengen ngerasain lagi nikmatnya ngentotin mulut mbak…” cegah Eko yg dengan sigap segera memegang belakang kepala Dina. Membuat Dina tak mampu menggerakkan kepalanya sendiri dari sodokkan k0ntol Eko.
Seketika, sebuah rasa yg tdk pernah Dina kenal seumur hidupnya menjalar cepat di sekujur syaraf indera perasanya. Asam, asin, getir pahit, semua bercampur menjadi satu. Belum lagi ditambah dengan aroma yg sangat memabukkan yg berasal dari lubang pembuangan tubuhnya, membuat Dina merasa begitu dipermalukan oleh Eko.
“Hooweekkk..” eran Dina lagi, berusaha keras menolak sodokkan k0ntol Eko.
“Hehehe… nggak usah geli mbak… kan ini lendir anusmu sendiri…” kata Eko yg terus meyodokkan k0ntolnya dalam-dalam ke mulut Dina.
“Huookkk…”
“Nikmat kan rasanya…?” nikmati aja mbak… nggak dilawan… hehehe”
‘Baru juga semalam ketemu, dia udah berani ngentot aq…’ kata Dina dalam hati dengan kesal.
‘Baru juga saling sapa, dia uda berani ngentot anusku…’
‘Baru juga kenal semalaman, dia udah minta mulutku dan menjilati lendir duburku yg menempel pada batang k0ntolnya….”
“Kok diema aja sih mbak…?” tanya Eko
“Kamu suka ya dipelakukan kayak gini…?”
“Pasti mbak mulai menikmati ya….? hehe…”
Pikiran Dina semakin kacau. Tak tau harus berbuat apa lagi. Yg bisa ia lakukan saat itu hanyalah berdiam diri. Oleh karena Dina sengaja tak menjawab pertanyaan Eko sedikitpun.
Berulang kali tak menjawab pertanyaannya, membuat Eko makin gemes. Dengan cepat, Laki-laki kurus itu lalu menjulurkan tanganya kebawah, meraba toket montok Dina lalu meremasnya dengan kencang.
“Aawwwww…. saakiitttt….” jerit Dina kencang dengan mulut yg masih tersumpal k0ntol Eko.
“Hehehe… akhirnya kamu mengeluarkan suara mbak… hehe…”
“Emmhaang akhwu pahung, diem haja halok dihapa-hapain…?” jawab Dina kesal
“Hehe.. bukan patung ya….? abisnya dari tadi aq tanya, mbak nggak jawab sama sekali…”
Walau kesal,entah kenapa cewek cantik itu sama sekali tak melarang Eko ketika ia dan k0ntolnya mengobrak-abrik mulut dan tenggorokanya. Ia tetap duduk di tepi ranjang sambil berpegangan pada paha si tukang sate itu. Dina sama sekali tak menolak menerima sodokan-sodokan kasar dari k0ntol Eko yg makin lama makin masuk dalam-dalam.
Gagg gagg gagg
“Mbak suka sex kasar ya…?” tanya Eko lagi.
Dina tak menjawab, ia hanya menggelengkan-menggelengkan kepalanya sambil terus menerima perlakuan kasar Eko. Lagi-lagi Eko meremas keras toket Dina.
“Aaaawwghhhh… ssaakiitttt….” jerit Dina lagi.
Hehehe.. jawab mbak… jawab kalau mbak suka dikasarin…” kata Eko lagi sembari terus meyodok-nyodokkan batang k0ntolnya ke mulut Dina.
Gagg gagg gagg
“Heheh.. nggak usah malu mbak… ngaku aja kalau mbak suka…” kata Eko,”Ayo mbak buka mulutnya lebih lebar… rasain kepala penisku…”
Gagg gagg gagg
“Nikmat kan mbak mulutnya aq entotin…? tanya Eko yg tiba-tiba mencabut k0ntolnya lepas dari mulut Dina dan membiarkan cewe itu mangap-mangap lebar menantikan siksaanya lagi. “Nikmat kan mbak….? ayo ndongak mbak.. buka mulutnya lebih lebar…”
“Aaaaghhhh….” ucap Dina menurut sambil mendongak. Lalu ia membuka mulut.
“Cuuhhh…” Eko tiba-tiba meludahi mulut Dina. “Ayo jawab mbak… kamu suka kan aq perlakukan seperti ini…?”
Entah kenapa, Dina sama sekali tak tersinggung ketika menerima perlakuan kurang ajar Eko. Alih-alih merah karena mulutnya dabru diludahi Eko, ia malah menelan habis ludah Eko kemudian membuka mulutnya lagi.”Aaaaaa….”
“Hehehe… mbak suka ya…”
Dengan malu-malu, Dina lalu mengangguk pelan. Ini seperti bukan dirinya. Karena tak mungkin Dina yg ia kenal mau diperlakukan seperti cewek hina begini. Terlebih, diperlakukan semena-mena oleh laki-laki yg baru saja ia kenal.
“naahhhh.. begitu donk mbakkk… hehe…” ucap Eko girang. “Cuhhh…” lagi-lagi, si tukang sate itu meludahi mulut Dina, “Telan mbak….”
Glekk.
“Hehe… pinterr… kamu memang cewek penurut… cuhhh…”
Melihat laki-laki yg ada didepannya senang, Dina pun seolah menikmati perlakuan kurang ajarnya.
“Sekarang hisap penisku lebih dalam lagi mbak….” pinta Eko sambil cepat-cepat melesakkan k0ntolnya dan memaju mundurkan pinggulnya. “Sedot yg dalem mbak.. rasain ludahku.. bekas pejuhku.. bekas lendir duburmu….”
“Mmppffhhppff…” suara mulut Dina begita tersumpal k0ntol Eko lagi.
Gagg gagg gagg
Seolah terhipnotis dengan segala permintaan Eko, Dina membiarkan harga dirinya terinjak-injak oleh laki-laki kurus itu,
‘”Dina Lorenza.. kamu wanita murahan…’ kata hatinya ketika menerima semua perlakuan kasar Eko.
“Kalau aq boleh nebak… kamu itu wanita yg suka penis-penis besar ya mbak….? celetuk Eko” kamu luka dientot penis pria lain yg ukuranya lebih besar daripada penis kecil milik suamimu.. ya kan mbak…?
“Ngghakk haja.. hkata siahpah…? ngaco hkmau hbang….” Dina menggeleng, sama sekali tak menyutujui pernyataan Eko barusan.
“Hehe kamu boong mbak… aq tau kamu suka….”
‘Sialann… kok bisa tau dia ya…’ heran Dina dalam hati.
“Ayo mbak ngaku aja… kalau mbak nggak ngaku aku siksa lho..” kata Eko yg tiba berhenti menyodok mulu Dina dan melesakkan seluruh k0ntolnya ke toenggorokkan Dina.
“Howeeekkkk….” erang Dina kesakitan.
Seketika, Dina tak mampu untuk bernafas. Mulut dan tenggorokkannya tiba-tiba sesak di jelajahi oleh batang penis Eko. Saking penuhnya, hampir separuh batang penis itu tertanam ke tenggorokkannya. Sakit sekali. Dina yg panik karena tak bisa bernafas buru-buru memukul-mukul badan Eko, mencoba meronta untuk membebaskan mulutnya dari sodokkan batang k0ntol besarnya.
Namun, sepertinya rontaan Dina percuma.
Semakin Dina meronta, semakin dalam pula batang k0ntol Eko melesak masuk kedalam. Membuat mulutnya semakin penuh, tenggorokkannya semakin sesak, dan rahangnya semakin pegal…
“Oooohhhh… sungguh nikat tenggorokkanmu mbak… sshhhhshhh… erang Eko yg menikmati sensasi tenggorokkan Dina ketika tersiksa oleh btang k0ntolnya. “Rasanya seperti berdenyut-denyut.
Dina yg sudah tak mampu untuk melakukan apapun, hanya bisa meronta-ronta sebisanya, mencoba membebaskan diri dari siksaan Eko. “Ayoo ngaku dulu ahh… bilang kalau kamu lebih suka disiksa oleh penis laki-laki lain ketimbang penis suamimu… hehe….”
Merasa tak ada jalan lain, Dina akhirnya mengakui pernyataan Eko, Daripada ia pingsan kehabisa nafas dan mati lemas karena tersedak k0ntol milik Eko, lebih baik ia mengakui semua pernyataan itu.
Dina akhirnya menganggukkan kepala.
“Hehehe.. cewek pintar…” kata Eko yg kemudian mencabut batang k0ntolnya dari mulut Dina. “Akhirnya ngaku… hehe..”
“Huaaahhh….” desah Dina lega. Seperti mendapatkan hidup baru, Dina buru-buru menghisap udara dalam-dalam.” haahh.. hahh.. haah… haahh.. hahh…. uhukk.. uhukk.. uhukk…”
“Hehe… kalau mbak panik… wajah mbak keliatan lebih cantik deh…” kata Eko santai sambil mengelus rambut Dina dan kemudian mencium keningnya. “Aq jadi jatuh cinta sama mbak….”
“Uhukk.. uhukk… gila kamu bang.. hahh.. hahh.. hahh… wong edan.. bisa mati keselek aq disidok batang penismu bang.. hahh.. hahh… hahh…”
“Hehe.. makanya ngaku aja mbaakkkk… aq suka kok perempuan jujur… muachh…” kata Eko yg kemudian mencium bibir Dina.
Merasa gemas dengan perlakuan Eko, Dina mendorong badan Eko lalu memegang batang k0ntolnya. Dengan kecepatan tinggi,, Dina mulai mengocok k0ntolnya. Tak lupa, Dina juga menghisap dalam-dalam sambil menciumi lubag kencing Eko kuat-kuat.
“Clurpp.. clurpp.. sluruupppp…”
“Eh.. ehh.. eehhhh… mbak… kamu mau apa mbakk….?” tanya Eko yg kaget dengan perlakuan Dina. Ia tak mengira jika perempuan yg sedari tadi diam menerima semua perlakuannya, bisa menjadi sebinal ini.
“Ooghhhh… nikmat banget mbaakkkk…” erang Eko keenakan, “Ampunnn mbakkk.. bisa nyembur lagi pejuhku kalau hisapanmu seperti ini…”
“Ya udhah.. hkeluahin hah hlagi.. clurpp.. clurppp…”
Dan benar saja, melihat tubuh eko mulai mengejang, Dina buru-buru memuntir-muntir batang k0ntol Eko itu dengan cepat, sambil terus menstimulus kepala k0ntolnya dengan tenggorokannya.
Merasa akan segera meraih orgasme, Eko segera memegang kepala Dina dan menyodok-nyodokkan k0ntolnya ke mulut Dina cepat-cepat.
“Gila kamu mbak.. sungguh luar biasa nikmatya… nggak heran kalau si seto itu meyodokmu sampai pagi mbak… sshhh…. sshhhh… mulutmu nikmat mbakkk… mirip lubang memekmu… mirip lubang duburmu… nikmaatttt luar biasaaaa….”
Buru-buru Eko mencabut keluar batang kontolnya dari mulut Dina dan mengambil alih k0ntolnya. Dengan kecepatan tinggi, Eko segera mengocok batang k0ntolnya kuat-kuat sembari mengarahkan kewajah Dina.
“Ssshhhh.. buka mulutmu mbak… aq mau sembur muka binalmu… aarrgghhhhhh….”
“Aaaaaaa…” ucap Dina menurut sambil membuka lebar mulutnya.
Crett. crett. crett.. crettt….
6 Semburan pejuh hangat segera meluncur deras keluar dari k0ntol Eko. Terbang bebas, dan mendarat ke wajah cantik Dina. Sebagian masuk kedalam mulut dan mengenai rambutnya.
“Ooogghhhh mbaakkkkk… nikmaatttt bangeettttt….” erang Eko lega, ” baru kali ini ada perempuan yg bisa bikin penisku nyembur hanya dengan mulutnya….”
“Hihihihihi… nyembur sih nyembur.. tapi ya masa harus di wajahku siihhhh….?” omel Dina kesal sambil menyek pejuh dari wajahnya, ” kena mata nihh… perih bangett…”
“Hehe… habis mbak cantik sih… jadi pengen mejuhin wajahmu terus… hehehe…..”
“Aahhh.. tetep aja kamu nyebelin….” cerita sex selingkuh.
“Itung-itung buat obat awet muda mbak… hehe… hisap lagi donk mbak… bersihin penisku sampai kinclong ya…..”
Mendengar perminttan Eko, entah kenapa Dina langsung melupakan rasa kesalnya dan segera melahap kepala k0ntolnya. Dina kemudian menjilatinya dengan buas.
‘Dina lorenza.. kamu benar-benar perempuan murahan… tak pernah bisa menahan diri kalau melihat penis besar…” kata hati Dina berteriak lantang,” apa yg bakal orang lain katakan jika melihat dirimu dientot dengan mudah… dasar perempuan pezina… lonte… mbalon… sundel.. jalang… pengumbar birahi…” “Mas Haris pasti kecewa memilikki istri sepertimu… lontee….”
Tiba-tiba, sebuah senyuman tersungging di wajah cantiknya.”Hihihi.. biar aja orang tau kalau aq lonte.. yg penting aq tdk merugikan orang lain…” balas Dina dalam hati, “yg penting aq puasssss….”
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Ditemani suara kicau burung dan segarnya udara pagi, terlihat sepesang manusia sedang menikmati pagi diatas balkom.
“Enak juga sarapan bikinanmu bang….” kata Dina yg masih dalam keadaan bugil, memakan semua menu sarapan bikinan Eko dengan lahap. Seolah tdk lagi memilikki rasa malu, ia membiarkan tubuh bugilnya dinikmati oleh mata mesum Eko, ” uaahhh… jadi kenyg perutku bang.. terima kasih yaaaaaa….” tambah Dina lagi.
“Syukurlah kalau kamu suka mbak… itu jus buahnya mbak sekalian dihabisin…”
“Cglekk.. glekk.. glekk.. aahhh.. semua bikinanmu enak bang… mirip makanan rumah makan mahal…” kata Dina sambil mengusap-usap perutnya.
“Hehe… bisa aja kamu mbak….” balas Eko sambil membereskan piring-piring kotor.
“Oh iya bang.. aq boleh pinjem baju…? sama handuk…?” tanya Dina.
“Mbak mau mandi ya….?”
“Nggak bang… mau nygkul.. iyalah aq mau mandi…” canda Dina, “badanku lengket banget nih… penuh pejuh laki-laki tak bertanggung jawab… hihi…”
“Yaahhhh… percuma mbak… nggak ada gunanya bersih-berisih badan…”
“Lhooh emang kenapa…?”
“Yaa nanti juga bakal aq semburin pejuh lagi. hehehehe….”
“Ihh.. enak aja… nggak mau ahh… kamu mainya kasar banget… badanku jadi sakit semua…” jawab Dina santai, seolah mereka tak lagi memilikki rasa sungkan.
“Haha… kasar tapi nikmat khann…?”
“Idiihhh… nggak banget… masih enakan cara mainnya Iwan… weeeee, ” canda dina lagi sambil menjulurkan lidah.
“Hahaha… tapi khan penisnya besaran punyaku… weee..” balas Eko mengolok citra.
“Penis besar tapi kalau mainya kasar juga percuma bang…”
“Habisan Aq kasar juga gara-gara mbak
“Ngawur kamu… mana bisa kasar gara-gara aq…?”
“Ya iyalah… gara-gara kecantikan dan kegenitanmu… aq jadi gemes… terus ujung-ujungnya aq jadi pengen ngabisin semua kenikmatan tubuhmu…”
“Hihi.. preeettt… awas ketagihan lho…” kata dina sambil menjulurkan lidahnya lagi.
“Emang udah ketagihan kali mbak… nih liat penisku udah tegang lagi…” kata Eko yg buru-buru bangkit dari tempat duduknya dan lagi lagi memamerkan k0ntolnya yg sedang tegang mengangguk-angguk.
“Hadehhh… ngacengann… hihi… nggak Iwan, nggak kamu semua otaknya pada ngeres….”
“Ya kalau deket kamu… cuma laki-laki nggak normal mbak yg nggak ngeres…”
“Hihi iya iya.. bener juga…”
“Eh mbak, mau mandi di pemandian air panas nggak? seger banget lhoo…”
0 komentar:
Posting Komentar