Sungguh sial ternyata aqu hari itu, aqu terjatuh dari motor karena disrempet seseorang yg tak bertanggung jawab dan langsung meninggalkanku begitu saja. aqu pun sejenak tersungkur dipinggir jalan karena jalanan saat itu sedang sepi sekali. Aqu pun berusaha bangkit dan menepi didepan sebuah ruah besar dgn tertatih-tatih. Sesudah aqu sampe ditepi jalan aqu duduk sembari menyenderkan tubuhku dipsupaya rumah besar itu, sembari terus menahan sakit di kaki dan tanganku.
Sesudah sekitar 15 menit aqu menahan sakit tanpa ada yg menolongku, akhirnya ada sebuah mobil yg berhenti. Turunlah seorang perempuan setengah baya kira-kira usianya 37 tahunan dgn pakaian warna merah yg sangat seksi dgn kemudian mengahampiriku. Ditanyalah aqu sama aunty-aunty itu, kenapa aqu disitu dan aqu pun menjelaskan kronologinya sembari terus melihat paha mulus aunty-aunty itu. Karena saat itu aunty menggunakan rok yg mini sehingga aqu bisa melihatnya dgn jelas.
Sesudah aqu selesai menjelaskan kronologi kejadian yg aqu alami, akhirnya aunty itu mau menolongku dan mengajakku kedalem, tetapi sebelumnya aunty memasukkan mobilnya kedalem rumah besar yg tadi aqu buat sandaran. Tak lama akhirnya aunty itu kembali dan membatu membopongku masuk kedalem rumahnya.
“Kamu duduk aja di sini, biar Aunty ambilin obat ya…” kata perempuan itu dan segera masuk ke dalem kamarnya yg letaknya di depanku. Perkiraanku perempuan ini usianya sekitar 36, walaupun usianya ya… cukup tua sih. Tapi perempuan ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar 165 cm buah dada yg montok berukuran sekitar 36B dan masih terangkat dgn menggunakan kaos yg longgar dan bokong yg besar sekali karena pada saat itu dia pakai rok pendek sampe lutut dan kelihatan betis yg mulus dgn ditumbuhi rambut halus.
Aqu sempat berkhayal untuk memegang bokongnya yg besar sekali, kuremas-remas sembari memasukkan jariku ke lobang kenikmatannya. Sesudah beberapa menit dia mencari obat merah di kamarnya, dia memanggil anaknya,
“Ver.. Ver…ambilin minum tuh… buat Mas nya!” ternyata dia punya anak perempuan yg namanya Vera, usianya sekitar 18 tahunan. Sesudah berhasil menemukan obat merah, lalu menghampiriku.
“Wah… ini lukanya parah sekali …” sembari membuka tutup obat merah.
“Ah.. nggak kok Bu… biasa aja kok,” kataqu sembari memperhatikan buah dadanya yg montok tergelantung itu.
“Nama Kamu siapa?” tanya Aunty itu sembari meneteskan obat merah di lengan atasku.
“Dayat Aunty, aduh pedih sekali… pelan-pelan Aunty…!”
“Maaf ya… Dayat, oh ya nama Aunty Almira,” katanya sembari meneteskan ulang obat itu di lengan atasku.
Dan tak disengaja buah dada Almira itu menyenggol sikuku.
“Oh… maaf Aunty… tak sengaja,” tanyaqu sembari melihat buah dada Almira yg memAuntyat kemaluanku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
“Lho… Dayat yg kena yg mana lagi, kelihatannya celana kamu sobek tuh…” katanya sembari memegang celanaqu yg sobek itu.
“Ya… Aunty itu di bagian paha atas dan di dada ini,” sembari memAuntyka sedikit kaos yg kupakai.
“Yg ini harus diobati loh, entar kalau tak cepet diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan nggak?” kata Aunty Almira.
“Agak linu Aunty… karena bagian paha sih…” kataqu sembari mencari kesempatan melihat buah dada.
Pada saat itu tempat dudukku tak memungkinkan aqu meluruskan kakiku.
“Ya… sudah ke kamar Aunty dulu situ berbaring biar kakimu bisa diluruskan,” kata Aunty Almira sembari membantuku berdiri dan berjalan.
“Ya… Aunty… tapi…?” tanyaqu ragu.
Nanti disangka macam-macam, tapi memang niatku untuk berusaha nge-sex sama Aunty Almira yg montok itu.
“Tapi apa, oh… kamu malu ya… nyantai aja kamu kan teluka dan perlu pengobatan, sudah masuk ayo Aunty bantu!” sembari melingkarkan tangan kanan di pundak Aunty Almira aqu berjalan.
Dan tak disengaja saat berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan buah dada montok Aunty Almira tapi aqu tak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dgn pelan-pelan supaya tak ketahuan kalau disengaja, terasa pentil buah dada Aunty Almira yg kenyal menyebabkan kemaluanku tegang. Dan sampelah di tempat tidur Aunty Almira.
“Sudah Dayat, mana yg luka lagi?” sembari duduk di sampingku dan membelakangiku sementara aqu terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus Aunty Almira.
“Di dada sini Aunty,” kataqu sembari memAuntyka ke atas kaosku supaya kelihatan lukanya.
“Ya… sudah dilepas dulu kaosnya, entar kalau kena obat ini kan jadi merah,” katanya basa-basi.
Aqu langsung Auntyka kaosku, dan sekarang aqu telanjang dada.
“Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu,” sembari mendekat ke dadaqu, dan otomatis aqu melihat dgn jelas buah dada Aunty Almira tergelantung dan ditutupi oleh Bra yg tak muat menampung besarnya buah dada Aunty Almira dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan sekarang sudah di atas paha mulus Aunty Almira. Dan pada saat Aunty Almira meneteskan obat, aqu terasa pedih dan dgn refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol buah dada Aunty Almira dan rok mini Aunty Almira terangkat ke atas, terlihat paha yg mulus itu.
“Maaf ya.. Aunty, Dayat tak sengaja kok,” pintaqu sembari menurunkan tanganku ke paha Aunty Almira yg mulus dan putih itu.
“Ya.. tak apa-apa kok,” sembari meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaqu yg luka.
Sekarang dia agak ke atas dan membungkukkan dirinya, otomatis buah dada yg montok itu dekat sekali dgn wajahku itu. Aqu tak tahu ini disengaja atau tak, tapi Auntyatku disengaja atau tak tetap saja membuat kemaluanku makin tegang. Lama-lama kok posisi Aunty Almira makin membungkuk dan sampe suatu saat buah dadanya tersentuh dgn bibirku. Wah, terasa kenyal dan empuk, aqu tak diam saja, aqu berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yg di paha mulus Aunty Almira itu, pelan dan pelan karena aqu taqut Aunty Almira marah karena ulahku ini.
Dgn nafsu yg kutahan, aqu gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sembari merasakan kemaluan yg menegang kepingin lepas dari sangkarnya celana dalem, dan sampelah aqu di pangkal paha Aunty Almira itu dan menyentuh celana dalem Aunty Almira yg kelihatan memakai celana dalem warna hijau kembang dan kepalaqu bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek buah dada Aunty Almira (pelan-pelan), dan sesekali kujilat halus buah dada montok itu, saat itu Aunty Almira diam saja dan terus mengobati dadaqu yg luka tapi nafas Aunty Almira tak bisa disembunyikan, sering dia menarik nafas panjang untuk menahan nafsunya.
“Sudah nihhh… Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yg terluka?” sembari melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya yg mulus itu.
“Itu Aunty.. di paha atas,” jawabku sembari menunjukkan tempat yg luka.
“Wow… Ya ini harus dbuka Dayat, kalau tak dAuntyka dimana Aunty bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yg ketat.. ya sudah dicopot aja!” jawab Aunty Almira sembari melihat dgn dekat luka dari luar celanaqu dan sesekali lihat kemaluanku yg sudah tegang dari tadi.
“Aunty… bisa bantuin copot celanaqu, aqu tak bisa copot sendiri Aunty, kan tanganku luka,” alasanku supaya Aunty Almira bisa lihat kemaluanku dari dekat. Tiba-tiba Verona datang dgn membawa air putih.
“Mah ini airnya..”
“Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa tutup pintunya, Aunty mau obati Mas Dayat dulu!”
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan hasrat Sex ku. Sesudah itu Aunty Almira mulai membuka resleting celanaqu dan membuka bagian atas dan aqu mengangkat sedikit pinggulku supaya Aunty Almira mudah melepas celanaqu. Saat memuka celanaqu, posisi Aunty Almira membungkuk sehingga bibirnya dekat dgn kemaluanku yg tegang, halamandewasa.com dan aqu sengaja mengangkat pinggul yg lebih tinggi dan tersembullah kemaluanku dan bibir Aunty Almira… “
Sorry Aunty.. gak sengaja,” mulai saat itu kemaluanku mulai tegang sekali karena cara Aunty Almira membuka celanaqu sangat merangsang kemaluanku.
Sembari sedikit menungging dan menggerakkan sedikit bokong yg besar itu, Aunty Almira melepas celana jeans-ku “apa ini usaha Aunty Almira untuk merangsang nafsuku”, dan akhirnya aqu sekarang tinggal pakai celana dalem. Dan mulailah Aunty Almira mengobati paha atasku dgn posisi nungging membelakangiku dan sedikit siku tangannya menyentuh kemaluan yg sudah tegang. Sesekali Aunty Almira melihat kemaluanku dan menggesek-gesekkan sikunya di kemaluanku itu. Dgn melihat gelagat Aunty Almira ini yg memberi peluang padaqu, aqu tak diam aja.
Dgn melihat bokong yg besar menghadap kepadaqu, tanganku mulai sedikit meremas-remas dan mengelus betis lalu menuju ke atas paha yg mulus dan akhirnya aqu sampe ke paling atas bokong mulus Aunty Almira dan aqu nekat mengangkat rok mini Aunty Almira ke atas sehingga sekarang terlihat bokong Aunty Almira yg mulus itu dgn ditutupi celana dalem yg menyelepit di belahan bokong.
Aqu mulai mengelus-elus, dan sesekali menarik celana dalem Aunty Almira dan ternyata sudah basah dari tadi.Lalu aqu memainkan jariku di permukaan kemaluan yg tertutup celana dalem itu, Aunty Almira mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga dia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas celana dalem Aunty Almira yg basah. Sekarang aqu memberanikan diri untuk melihat secara langsung kemaluan Aunty Almira yg kelihatan sudah tak sabar untuk dimasuki rudalku yg sudah tegak berdiri. Aqumulai menggeser celana dalem Aunty Almira ke kiri dan kelihatan dgn jelas kemaluan Aunty Almira yg sudah memerah itu. Lalu aqu perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan kemaluan Aunty Almira dan dgn reaksi itu nafas Aunty Almira mulai tak beraturan,
“Eeehhh… ahhh… ohhh hemmm..” dan sekarang aqu memasukkan jari tengahku ke lobang kenikmatan Aunty Almira dgn pasti dan kukocok dan terus kukocok dgn pelan-pelan dan lama-lama semakin cepat dan…
“Ah.. oh yes te… rus… please… ah… ohe.. lebih dalem.. Deerr…
“Aunty Almira mulai membuang obat merah itu dan sekarang tak mengobati lukaqu lagi malah sekarang dia sudah mulai mengocok dan meremas dgn kuat kemaluanku.
Aqu kurang puas dgn posisi ini, aqu mulai mengangkat salah satu kaki Aunty Almira ke sampingku dan sekarang posisi 69 yg kudapat, dan kemaluan Aunty Almira tepat di depan bibirku. Aqu mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil dan kupermainkan pinggir kemaluan Aunty Almira dgn lidahku yg indah itu.
“Oh.. ya… enak sekali hisapanmu … Oh aughhh ahhh yes… terus!” dan aqu mulai memasukkan lidahku ke dalem lobang yg basah itu dan terasa asin tapi gurih.
“Oh… ah… terus… Kemaluan kamu tegang sekali Dayat…”
“Ya.. Aunty jilat… jilat dong..!”
Tanpa banyak kata Aunty Almira terus melumat habis kemaluanku.
“Oh… ya… ya… terus yg keras lagi…!”
Aunty Almira memang lihai dalem hal oral, tak satu bagian pun dari kemaluanku yg terlewatkan dari lidah birahi Aunty Almira. Telur kemaluanku terlahap juga dgn bibir binalnya. Aunty Almira tak puas sampe di situ, sekarang dia mengangkat bokongku lebih tunggi dan kelihatan jelas lobang duburku dan sekarang mempermainkan lidahnya di lobang duburku. Oh, terasa geli bercampur nikmat sampe ujung ramAuntyt, pada saat itu juga Aunty Almira tak kuat menahan nikmat yg dia rasakan, dan aqu tahu kalau Aunty Almira mau orgasme yg pertama kalinya, aqu mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan mempercepat kocokkan jariku di kemaluannya dan akhirnya…
“ah ye.. yea.. aqu tak tahan.. a.. ku.. ke.. luaaar…” dan
“Serr… serrr..” terasa semprotan kuat dari kemaluan Aunty Almira kena jariku.
Cairan putih kental yg keluar dari kemaluan Aunty Almira kusedot habis sampe bersih cairan kenikmatan Aunty Almira tersebut. Dia sekarang tergeletak lemas di sampingku.
“Aunty Almira masih kuat? Apa cukup saja Aunty?” tanyaqu disamping memelintir pentil buah dadanya ygkuharapkan hasrat sex Aunty Almira kembali lagi dan terangsang.
“Ah.. kamu jantan sekali! Aqu tak nygka kamu kuat sekali, kamu belum keluar?” tanya Aunty Almira sembari mengocok halus kemaluanku yg masih tegang itu.
“Belum Aunty! mau lagi atau…”
Belum aqu berhenti ngomong Aunty Almira mulai memasukkan kemaluanku ke bibirnya dan dijilat, disedot dan dikocok, sedangkan aqu di pinggir tempat tidur dan Aunty Almira di atas tempat tidur dgn posisi nungging, halamandewasa.com dan aqu tetap meremas-remas dan sesekali kupelintir-pelintir pentil Aunty Almira itu.
“Aah… terus Aunty…! lebih dalem Aunty…! yes hemmm Aah… sessttt aahh…”
“masukin aja ya… aqu pingin ngerasain kemaluan kamu ini,”
Lalu aqu memutarkan tubuh Aunty Almira dgn posisi nungging dan aqu mulai mengarahkan kemaluanku ke lobang Aunty Almira tapi aqu tak langsung memasukkan kemaluanku, kugesek-gesek dulu ke permukaan kemaluan Aunty Almira.
“Ah.. ya… masukkan Yaattt.. cepet aqu tak tahan nih… oh… ce… pet!”
Aqu langsung memasukkan ke lobang Aunty Almira.
“Blesss… sleppp…”
“Ah… ye…” erang Aunty Almira menerima serangan batang kemaluanku.Aqu mulai memajukan dan memundurkan kemaluanku dgn pelan tapi pasti dan sekarang aqu tambah frekuensi kecepatan kocokanku.
“Ah… ya.. kemaluan kamu.. hebat Yaattt.. keras, te.. rus.. oh.. ssst… ah…”
Aqu semakin terangsang dgn erangan Aunty Almira yg menggeliat-liat seperti cacing kebakar. Aqu angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah kemaluanku untuk sampe ke rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.
“Oh ya.. aughhh.. ssttt teruss.. jangan ber.. henti.. ah… ke.. rass.. Dayat.. hebat…” Dan akhirnya,
“Yaattt… lebih cepet…! aqu mau ke.. luar.. aqu.. tak… oh.. ye.. tahan… la.. gi.. ah… oh shhh…”
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan kenikmatannya,
“Serr.. serr…” terasa ujung kemaluanku disemprot dgn cairan hangat yg kental. Sekarang Aunty Almira tergulai lemas di hadapanku. Aqu memperhatikan tubuh Aunty Almira yg montok dgn buah dada yg besar, dgn telanjang Auntylat tanpa sehelai benang pun.
Aqu tetap mengocok sendiri kemaluanku biar tetap tegang, dan aqu mulai tak kuat, mungkin ini saatnya aqu untuk mengakhiri permainan Sex ku.
“Aunty… permisi, aqu mau mengakhiri tugasku ini…”
Dgn mengangkat tubuh Aunty Almira ke pinggir tempat tidur, dan memAuntyka lebar-lebar paha Aunty Almira sehingga terpampang kemaluan Aunty Almira yg masih basah dgn cairan kenikmatannya, aqu mulai memasukkan kemaluan dan mengocoknya.
“Ah.. kau nakal ya.. Yaattt.. aughhh hemmm.. terus Yaattt…”
Aqu dgn semangat kukocok habis kemaluan Aunty Almira dgn menggesek-gesek klitorisnya dgn jari jempolku untuk mempercepat dia untuk orgasme ketiga kalinya, dan…
“Aunty… aqu mau ke… luar.. ah.. ye… di.. mana.. ini… dalem atau di luar… oh ye!” sembari mempercepat kocokan jari dan kemaluanku.
“Ya.. aqu juga Dayat… uh.. uh.. hemm… sstt.. kita.. barengan di dalem.. oh ye..”
Aunty Almira tak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aqu keluar di dalem kemaluan Aunty Almira,
“Crottt.. crottt…” sampe lima kali semprotan dan dibarengi dgn erangan dan getaran tubuh Aunty Almira,
“Oh… yak.. yes… hemmm…” Lalu kucabut kemaluanku dan kupukul-pukulkan di permukaan kemaluan Aunty Almira dgn reaksi Aunty Almira mengangkat tubuhnya akibat kemaluannya kupukul dgn kemaluanku.
“Aunty Almira hebat sekali deh, makasih ya Aunty…”
“Kamu juga hebat banget Dayat.. Aunty sampe kualahan menghadapi Kemaluan kamu yg tegap ini. Wah… Kemaluan kamu ini harus dibersihkan dulu ya…”
Dia langsung mengarahkan kemaluanku ke bibirnya dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
“Wow… oh… ye.. teruus.. yesss… sseessttt ahh ya…”
Ini membuatku tegang lagi, dan Aunty Almira tak henti-hentinya mengocok dan mengulum kemaluanku yg tegang sekali.
“Aunty… stop.. augghhhh he… stooop aqu.. tak.. tahan..” Dan…
“Croot… croottt… Croot… croottt… Croot… croottt… Croot… croottt…”
Kukeluarkan air maniqu untuk kedua kalinya di wajah Aunty Almira, dan aqu tergeletak lemas di atas buah dada Aunty Almira.
“Nah.. sekarang kan Aunty Almira tak kalah banget toh.. ya.. dua-tiga lah…!”
“Makasih ya.. Yaattt… kamu hebat dalem permainan sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur dulu deh!”
Lalu aqu tertidur sampe malam, dan sebelum aqu pulang ke kostku, sempat Aunty Almira minta untuk oral sekali lagi.
0 komentar:
Posting Komentar