Malam itu aku duduk sendirian di salah satu cafe di kotaku, tiba-tiba ada seorang anita cantik melirik kearahku. Aku Yg kala itu sedang galau tdk begitu memperhatikannya, tapi sebaliknya dia terus memandangiku. Bahkan dengan tatapan yg begitu tajam, ketika aku membalas tatapannya diapun menghampiriku dan aku hanya bisa terdiam.
Saat itu juga dia memperkenalkan dirinya, dia bernama Laras saat ini masih kuliah di salah satu kampus yg sama dengan Rere pacarku. Tapi aku tdk bilang kalau aku ada pacar yg kuliah di kampus yg sama dengannya. Akupun memperkenalkan diriku, dia manggut-manggut begitu tahu namaku Eno dan aku bilang kalau aku sudah bekerja di perusahaan swasta.
Aku melihat Laras anaknya supel, dia begitu pandai membawa suasana menjadi lebih berwarna. Rasa galau hilang untuk sementara dengan melihat dan mendengarkan candaan darinya, bahkan aku sempat memberikan nomorku ketika kami berpisah. Pertemuan selama kurang lebih 2 jam itu memberikan kesan mendalam padaku, masih dapat aku lihat punggung Laras ketika dia pergi dari tempat itu.
Beberapa hari setelah itu aku menjadi lebih pendiam lagi, mengikuti tingkah Rere yg terus saja membuatku galau bagaimana tdk. Kalau dia mau mengadakan pesta pertunangan dengan gaya modern, padahal pesta pernikahan kami rencananya masih lama. Akupun tdk kuat juga menghadapi permintaaanya itu, walau sering Rere meminta sesuatu yg tdk dapat aku penuhi.
Cerita sex terbaru, Tapi kali ini dia sungguh keterlaluan. Dia tahu kalau aku hanya staf biasa di kantor, dengan gaji pas-pasan dapat membeli rumah minimalis dengan angsuran itu sudah cukup. Tapi bagi Rere itu masih belum cukup, hari itu ibuku menelpon menanyakan kabar pesta pertunanganku. Membuatku semakin pusing saja, akhirnya aku hanya bisa pergi keluar mencari suasana segar.
Sore itu aku memilih pergi ke salah satu pantai di kotaku, sampai disana aku berjalan menyusuri bibir pantai. Tiba-tiba kembali aku dikejutkan oleh seseorang yg memanggilku sambil melambaikan tangaanya, dari tempatku aku memperhatikan dia tapi masih saja aku tdk dapat mengenalnya tapi begitu dia mendekat akhirnya aku tahu dia Laras bersama seorang temannya.
Dia mengajakku gabung dengannya, seperti biasa kalau bersama Laras suasana beku jadi langsung mencair. Kembali aku dapat melupakan kegalauan hatiku tapi begitu Laras pamit mau pergi aku merasa kembali dalam kesunyian, sepertinya Laras tahu akan hatiku, tdk berapa lama kemudian dia kembali padaku. Dengan duduk di sebelahku dia terdiam tapi menatap tajam padakku.
Akhirnya aku yg memulai duluan untuk mengobrol
” Kenapa balik lagi…?” Tanyaku padanya namun dia tetap tdk menjawab tapi tangannya sudah memegang kedua tanganku “Kamu butuh teman bukan, makanya aku kembali untuk menemani kamu… kamu mau kan kita jadi sahabat… ” Aku menerima uluran tangan Laras di tambah dia tersenyum manis padaku.
Kamipun mengobrol lama di tempat itu. Setelah lumayan lama, akupun mengajak Laras untuk pergi dari tempat itu. Dan rumahku menjadi tempat tujuanku tapi Laras menolak bahkan dia yg menawarkanku untuk singgah kerumahnya, tanpa pikir panjang akupun pergi kerumahnya. Sesampainya di sana ternyata Laras hidup seorang diri di sini, dan rumah ini merupakan rumah kontrakannya.
Rumah dengan gaya minimalis itu membuatku betah berada di sana, tdk lama kemudian Laras datang dengan segelas minuman. Kami ngobrol santai di ruang tengahnya itu, menjelang pkl 7 malam Laras mengajakku untuk makan malam, tapi sebelumnya dia bilang kalau hendak masak dulu. Akupun mengiyakannya, sementara aku menunggu di ruang tengah Laras berada di dapurnya.
Karena merasa nggak ada temannya akhirnya aku masuk kedalam dapur Laras yg berada tepat di samping ruang tengah
” Sudah sana… kamu nunggu aja… ” Kata Laras padaku, sementara aku tdk mau mendengarkan kata-katanya.
Dengan mengambil celemek akupun mengambil peralatan dapur yg di pakai saat itu, dan Laras melanjutkan masaknya.
Kemudian belum lama aku berada di sana, tiba-tiba aku memberanikan diri memeluknya dari belakang. Mungkin karena terbawa suasana malam itu yg sepi di dalam rumah Laras, diapun hanya diam dan menerima pelukanku bahkan dia semakin kebelakang memberikan tubuhnya untuk aku pegang dan akhirnya akupun semakin berani dengan mencium pipi Laras dari samping seperti dalam cerita sex terbaru.
Sedangkan tubuhku tetap memeluknya dari belakang, Laras mendesah tatkala aku pegang teteknya dari belakang apalagi ketika tanganku meremasnya. Bagai sulit bernafas Laras mendesah panjang
” OOouugghhh…. ooouugghhh… ja… ngan… disini…. Eno… aaaagghhh… aaaagghhh… uuuggghh…. ” Mendengarnya akupun melangkahkan kakiku sambil terus memeluk tubuh Laras dari belakang.
Seakan memberitahu ke arah mana aku harus membawanya, Laras melangkah dalam pelukanku. Sampai di salah satu kamarnya akupun kembali menciumnya sambil terus melumat bibirnya. Dan aku membuka pakaiannya satu persatu hingga dia sudah telanjang bulat dalam hitungan menit, dengan bibirku kutelusuri lekuk tubuh Laras sedangkan dia begitu menikmatinya.
Aku cium lehernya turun ke teteknya, di sana aku mainkan lidahku sambil terus memnilin putingnya. Lama juga aku mengulum puting itu bahkan Laras sampai mendesah-desah
” Oouugghhh… jangan… di situ… No.. dan… aku nggak kuat…. aaaagghhh… ” Kemudian dia merebahkan tubuhnya sendiri sambil menggapaikan tangannya padaku, layaknya pemain dalam cerita sex sungguh matanya sudah di penuhi oleh nafsu.
Dengan perlahan aku masukkan penisku, tapi begitu menemukan jalannya akupun menggoyang tubuh Laras dengan kerasnya. Sampai-sampai aku melihat toketnya ikut bergoyang mengimbangi goyangan tubuhnya. Kemudian aku pegang toket tersebut sambil meremasnya hingga berkali-kali pula Laras mengerang. Dia mengelus dan menarik dadaku dengan begitu kasarnya.
Ketika aku sudah merasa kalau tdk dapat menahan getaran dalam tubuhku akhirnya aku mempercepat goyanganku. Begitu Laras mendesah bahkan menjerit kembali aku melumat bibirnya saat itu juga dia terdiam karena aku melumat dengan dahsyatnya. Laras menggigit bibirku tapi aku tdk merasakan sakit sedikitpun yg ada malah gairah yg semakin memuncak.
Akupun mengangkat paha Laras dan memasukkan penisku dari arah belakang. sambil menuntunnya dengan tanganku akhirnya dapat masuk juga penisku seketika aku bergerak maju mundur dari sampingnya. Laras melihat ke arahku
” OOuuwww… OOuuwww… OOOOuuwww…. aaaagghh…. aaagghhh…. ” Sambil memegang tanganku dengan begitu kerasnya dia menarik-nariknya.
Sedangkan aku masih terus bergoyang dan sesekali memutar penisku dalam liang senggamanya.
” Nggak..kuat… No.. dan… ooouuuaaagghh… oouugghhh… aaaggghhh…. ” Terus Laras mengeluarkan desahan yg membuatku semakin mempercepat gerakanku.
Karena lewat samping dan dalam posisi seperti itu akhirnya aku merasa kalau vaginanya serasa begitu sempit.
Bagai akhir dalam cerita mesum akhirnya aku kembali membalikkan tubuh Laras seperti semula,diapun melebarkan pahanya saat itulah aku hujamkan penisku masuk terus dalam liang senggamanya. Kini vagina Laras sudah terdengar ada yg basah, aku yakin dia sudah mencapai organsme berkali-kali. Kini dia mengimbangi permainanku dengan memutar pantatnya di bawah tubuhku.
Dengan menggoyang secara keras dan semakin cepat akhirnya tumpah sudah spermaku, yg begitu kental dan begitu nikmat saat keluar dari dalam penisku. Aku dekap tubuh Laras dan aku cium dia beberapa kali. Laras tersenyum dan terus membalas sentuhan tanganku yg saat itu masih meraba-raba tubuh bugilnya. Kamipun tertidur di rumah Laras malam itu.
0 komentar:
Posting Komentar