Hallo?” kataku ketika tilepon tersambung.
“Hallo?” terdengar suara lembut sorang wanita tersambung.
“Ini pasti Ibu Muna, ya? Sy Robby Subakja, Bu…” kataku
“Owhh, pak Robby.. apa kabar, pak?” tanya Muna ramah.
“Baik, Bu… bisa bicara dengan pak Ikbal, Bu?” tanyaku
“Suami sy kemarin sore pulang ke solo, Pak….” kata Muna.
“Owh begitu ya, Bu… Baiklah, kalau begitu sy pamit dulu saja, Bu…” kataku cepat.
“Sebentar, Pak Robby!” kata Muna menyela.
“Iya, Bu ada apa?” tanyaku.
“Nggak papa kok, Pak. Hanya saja rasanya kita sudah lama tak pernah bertemu” katanya.
“Iya, Bu. Kebetulan saja saat ini sebetulnya sy ada perlu dengan pak Ikbal tentang masalah bisnis kami, Bu” kataku.
“Ada yang bisa sy bantu, Pak Robby?” tanya Muna serius.
“Mmmm.. kayaknya nggak ada, Bu, makasih,,,” kataku lagi.
“Sekarang pak Ikbal sedang dimana?” tanya Muna kian melebar.
“Sedang dijalan, Bu. Tadinya mau ketempat Ibu. Tapi ternyata pak Ikbal tidak ada dirumah…”
“Kesini saja dulu, Pak Robby!” ajak Muna.
“Gimana ya, Bu?” kataku ragu.
“Ayolah, Pak Robby… Teman suami sy bearti teman sy juga. Pliissss…” Pinta Muna.
“Baiklah, Bu sy akan mampir sebentar…” kataku setelah berfikir sejenak.
“Oke… sy tunggu, pak Robby. Byee” kata Muna sambil menutup telpon.
Segera aq menuju ke rumah Ikbal, rekan bisnisku. Diteras sebuah rumah dikawasan cipinang indah, nampak seorang perempuan tersenyum ketika aq mendekat, itulah istri rekanku yang bernama Muna. Aq biasa memanggilna Ibu Muna. Usianya sektiar 36 thn, wajahnya enak dipandang. Kulit putih bersih, postur tubuh sedang saja. Yang membuatku suka adalah tubuhnya yang sexy dan terawat. Aq mengenalnya sekitar setahun yang lalu ketika aq mengantar Ikbal suaminya, pulan dari urusan bisnis. Sejak pertemuan itu kami masih saling bertemu. Dan memang dalam pertemuan-pertemuan itu mataku dan mata Bu Muna sering bentrok sepengetahuan suaminya. Dan kerlingan matanya kadang mengandng birahi terpendam.
Bahkan pernah ketika aq nekat mengedipkan mata… ia membalsnya dengan menggigit bibir bwahnya dengan gaya yang binal… tapi itu semua belalu…..
Sampai pada suatu ketika….
“Mari masuk, pak Robby” katanya sambil membuka pintu rumahnya.
“Makasih” kataku sambil duduk di sofa ruang tamu.
“Mau minum apa, Pak Robby?” tanyanya sambil tersenyum.
“Aapa aja boleh, Bu….” jawabku sambil membalas senyumannya.
“Baiklah…” katanya sambil berbalik dan segera berjalan menuju dapur.
Mataku tak berkedip melihat penampilan Muna pagi itu. Dengan mengenakan kaos tank top serta celana hotspan, membuat mataku dengan jelas bisa melihat punggung mulusnya serta bentuk dan lekuk paha serta pantat yang padat bulat bergoyang ketika dia berjalan. Bu Muna ini benar-benar bohay….
“Maaf, Pak kelamaan…” jata Muna sambil membungkuk menyajikan minuman di meja.
Saat itulah jelat terlihat Payudara Muna yang montok. Darahku berdesir dibuatnya.
“Mari, Pak diminum…” katanya sambil duduk.
Kembali mataku selintas melihat selangkangan Muna yang dengan jelas menampakkan menggembungnya bentuk vagina Muna.
“Iya.. Bu… makasih…” kataku sambil meneguk minuman yang disajikan.
“Sudah lama sekali ya kita tidak bertemu…” kata Muna membuka obrolan.
“Iya, Bu. Sudah sekitar empat bulan sy tidak kesini…”jawabku
“Senang rasanya bisa bertemu pak Robby lagi….” kata Muna tersenyum sambil menyilangkan kakinya.
Kembali mataku disuguhi pemandangan yang indah luar biasa. bentuk pahanya yang sekal dan padat Muna membuat darahku kembali berdesir. Ini perempuan kayaknya bisa juga…, pikiranku mulai ngeres.
“Heii! Pak Robby lihat apa?” tanya Muna sambil tersenyum nakal ketika melihat mataku tertuju terus ke pahanya.
“Eh.. emm.. nggak papa, Bu…” jawabku kikuk.
“Hayoooo.. ada apa?” kata Muna lagi sambil tersenyum menggoda dan kerlingan matanya menatapku. Aq suka tatapan matanya yang terkesan binal.
“Jujur saja, Sy suka sekali melihat bentuk tubuh Ibu..” kataku memancing.
“Emangnya kenapa dengan tubuh sy?” tanya Muna sambil matanya menatap tajam mataku.
“Emmm… nggak ah… nggak enak mengatakannya…” jawabku agar dia penasaran.
“Nggak enak kenapa? Ayo donk pak Robby…” katanya penasaran.
“Sudah ah, Bu… malu…” kataku sambil tersenyum.
“Iiihh! Robby bikin gemse dech….” katanya sambil berdiri lalu menghampiri dan duduk disampingku.
Aroma tubuhnya benar-benar membangkitkan birahku…..
“Sy cubit nih….! Ayo donk, pak Robby katakan apa?” katanya sambil mencubit tanganku.
“Yeee… Ibu orangnya agresif juga ya?!”
“Tapi suka, kan?” katanya manja.
“Iya sih, Bu…” kataku mulai berani karena melihat gelagatnya seperti itu.
“Kalu begitu, ayo donk pak Robby kasih tau ada apa dengan tubuh sy?” tanya Muna agak berbisik sambil tangannya di tumpangkan diatas pahaku.
Aq tidak menjawab pertanyaanya, hanya tersenyum sambil mataku tajam menatap mata Muna.
“Iihh, kenapa pak Robby tak mau jawab sih?” suara Muna berbisik sementara matanya menatap nakal mataku.
Beberapa saat mataku dan matanya saling menatap tanpa bicara. Sedikit demi sedikit kudekatkan wajahku ke wajahnya. Terdengar jelas nafa Muna mulai memburu disertai remasan tanbgannya dipahaku ketika bibirku hampir bersentuhan dengan bibirnya.
“Tubuh Bu Muna seksi sekali…” bisikku sambil mencium menempelkan bibirku ke bibir merahnya.
“Mmmhhhh… ssshhhhh…” desahnya ketika kucium dan kulumat bibirnya.
“Pantatmu semok bu Muna….” kataku sambil tanganku meremas pantatnya.
“Eeggghhhhh…” bu Muna mendesah.
Bu Muna melepas bibirnya, lalu mendesakku semakin rapat. Bibibirnya terbuka… lalu melumat mulutku dengan penuh nafsu. Ia memutar-mutarkan mulutnya dan sambil mendesah ia memaguti bibirku.
Tak kusangka nafus bu Muna begitu liarnya. Lumatan bibirku dengan sangat hot dam liar dibalas dengan pagutan yang lebih liar lagi. Lumatan bibir, hisapan dan permainan lidah bu Muna benar-benar membuat gairahku melambung tinggi. Apalagi ketika tangan kiri bu Muna dengan berani langsung memegang dan meremas kemaluanku yang sudah mulai mengeras dari luar celanaku. Tangan kananya dengan lembut memegang belakang kepalaku dan meremasi rambutku.
“Eemmmhhh…” desahnya ketika tanganku mulai menyentuh payudaranya yang montok menantang.
Kami melepas lumatan bibir kami… lalu seperti dikomando kami saling menjilat leher… disela jilatanku di lehernya kudekati telinganya lalu aq berbisik…
“Ohh… bu Muna payudaramu montok…” desahku.
Aq begitu intens meremasi payudaranya.
“Eemmhhh… mmm kamu suka ya…mmhhh… desahnya di telingaku.
Bu Muna begitu liar menciumi dan menjilati leherke. Sesekali ia menggigit kecil. Lalu disela-sela jilatannya di leherku ia berbisik….
“Kita pindah ke kamar saja, pak RObby..” bisiknya.
Ia melepaskan bibirnya. Matanya menatapku dengan nakal sambil tanganya meremsai batang kemaluanku… I memandangiku penuh birahi….
“Kita kekamar… aq mau ini.. aq mau penis ini…” desahnya mandja sambil meremasi batang penisku dan memandangi mataku dengan tatapan penuh nafsu.
Aq tak sanggup menahan nafsuku yang sudah memuncak. Kukeluarkan lidahku lalu kujilati bibirnya yang tersebyum nakal itu….
“Mmmhhhhh…” desahku sambil mengusap lengannya dan mengjakanya bangkit.
Segera kuikuti bu Muna ke kamarnya sambil sesekali memegang dan meremas pantat bulatnya. Di dalam kamr. Bu Muna tanpa segan lagi langsung melucuti semua pakaianya hingga dengan jelas aq bisa menyasikkan betapa sexynya tubuh dia. Aq suka payudaranya yang cukup besar dengan putingnya berwarna agak coklat. Apalagi ketika melihat vaginanya yang dihiasi bulu bulu yang tak terlalu banyak tapi rapi.
“Aoy donk cepat lepas pakaiannya…” kata bu Muna ketika melihatku belum melepas pakaian.
Tubuhmu sangat indah, Bu… pinggul ibu sunggh bulat dan padat…” kataku tersenyum sambil membuka pakaianku.
“Apa yang paling pak Robby sukai?” tanya bu Muna sambil menghampiri dan membantu melepas pakaianku.
“Sy suka ini, Bu….” kataku sambil meremas payudaranya lalu meraba vaginanya.
“Hmmm, nakal…!!” katanya sambil memegang dan mengelus-elus penisku yang sudah mulai mengeras.
Kurengkuh kepalanya lalu segera kulumat bibirnya, bu Muna pun segera membalas lumatanku sembari tangannya makin keras meremas penisku.
“Oooghhhh…” desah bu Muna ketika tanganku meremas payudaranya dan sesekali memilin putingnya.
Sambil berdiri kami berciuman, saling meraba dan saling meremas. Sampai beberapa saat kemudian, kudorong dan kurebahkan tubuh mulus bugil bu Muna ke atas tempat tidur.
“Owhhhh… pak Robby! Nikmat…” desah bu Muna ketika bibirku memainkan belahan vaginanya sementara tanganku ,e,egang dan meremas payudaranya.
“Aahhh… ahhh… jilatanmu….” jerit bu Muna sambil menggelinjang ketika lidahku menjilati klitorisnya dan lubang vaginanya bergantian.
Tubuh bu muna makin mengejang ketika sambil kujilat klitorisnya, kumasukkan jari-jariku ke lubang vagiananya. Terasa di jariku cengkraman-cengkraman pelan lubang vaginanya ketika jari-jariku kukeluar masukkan dengan perlahan.
“Aaagghhh…” jeritan bu Muna makin keras serta keras menjambak kepalaku dan mendesakkan kepalaku ke vagiananya.
“Aq nggak tahan, Robbyyhhh…. aq mau keluarrr….” jerit bu Muna sambil menggerakkan dan mendesakkan vaginanya kemulutku.
“Aaaghhh!!! nikmaattttt…!!!” jerit bu Muna ketika meraih orgasme, lalu tubuhnya melemas. Aq bangkit lalu kutindih tubuhnya.
“Bagaimana rasanya, Bu?” tanyaku sambil mengecup bibrnya.
Bu Muna tak menjawab pertanyaanku, tapi membalas kecupanku dengan lumatan ganas walau mulutku masih basah oleh cairan vaginanya sendiri.
“Gantian ya, Pak…” kata bu Muna sambil tersenyum lalu bangkit.
“Mmmm.. nikmat, Bu…” kataku ketika penisku dikocoknya sambil sesekali bu Muna menjilati kepala penisku.
“Oogghhhh…” desahku ketika terasa mulut dan lidah bu Muna melumat dan menghisap penisku.
Hisapan dan jilatannya sangat terasa nikmat luar biasa. Sangat lihay sepertinya bu Muna dalam hal ini. Apalagi ketika lidah bu Muna dengan tanpa ragu menjilat lubang duburku berkali-kali sembari tanganya tak henti mengocok penis. Apalagi ketika ujung jarinya dimasukkan ke lubang duburku, lalu mulutnya tak henti menjilat dan mnghisap penisku.
“Bu Muna… nikmat bangetttt….” kataku sambil terpejam lalu memegang kepalanya. Kemudian kugerakkan penisku keluar masuk mulutnya
“Oohhh… nikmat sekali, Buu…” kataku sambil meremas rambut bu Muna. “Sudah deh… naik sini!” pintaku. Bu Muna menurut.
Setelah menghentikkan hispannya, dia segera bangkit lalu segera naik ketubuhku. Kemudian dengan satu tangan dipegang penisku lalu diarahkan ke lubang vagiananya. Slheebbbb… tak lama kemudian vaginanya sudah mulai digerakkan ketika penisku sudah masuk.
“Sudah lama sekali aq memipikkan bercinta dengan pak Robby…” kata bu Muna sambil tetap menggoyangkan pinggulnya naik turun diatas penisku.
“Memamngnya kenapa, Bu… Mmmhhhh…” kataku sambil meremasi payudaranya yang bergoyang seiring gerakakan tubuh bu Muna yang bergerak naik turun dengan cepat.
“Emmhhh …. karena.. emmhh.. karena sejak pertama kita bertemu, aq sudah suka sama pak Robby. Aq tertarik pada pak Robby.. emmhhh…” kata bu Muna sambil mengecup bibirku.
Aq tersenyum lalu membalas kecupannya sambil meremas pantat bulatnya.
“Aghh, pak Robby.. nikmat sekali rasanya…” bisik bu Muna mempercepat goyangannya.
“Aaahhh… synggg… aaahhhhh” jerit bu Muna sambil tubuhnya bergerak makin cepat seperti meronta. Sampai akhirnya, serrr… serrrr… serrrrr… bu Munameraih orgasme.
“Aaaghhhhhh…” jerit bu Muna sambil mendekap erat tubuhku sambil mendesakkan vagiananya ke penisku. Tubuhnya mengejang hebat dan meronta nikmat yang amat sangat.
“Aagghhh… pak Robby… nikmat sekali…” bisik bu Muna sambil mengecup bibirku. Aq terseyum sambil membalas kecupannya.
“Mau posisi apa lagi, synggg?” tanya bu Muna tetap berada di atas tubuhku.
“Posisi kesukaan bu Muna apa?” aq balik bertanya.
“Doggy… mauu?” tanya bu Muna sambil senyum lalu mengecup bibirku.
“Whatever you want..”, jawabku. -cerita sex selingkuh-
Bu muna bangkit lalu mulai nungging di pinggir tempat tidur. Tampak jelas lubang vaginanya merekah merangsang.. Segera kuarahkan batang penisku ke libang vaginanya, lalu slheebbb.. lhebbb.. Aq mulai mengocok penisku dlam-dalam di lubang vaginanya. Rasanya sangat nikmat luar biasa.
“Aaghhh.. nikmat banget lubang bu Muna… ohhh nikmatnya menyetubuhi bu Muna….” kataku sambil meremas pantat bu Muna.
“Eemmhhh.. oghh pak Robby… kocokkanmu nikmat.. oogghhh penismu dalem banget masuk dalam lubangku… oghh… entotin… masukkin sedalam dalamnya pak Robyyy… oohhhhh…” erang bu Muna sambil menoleh kearahku, sementara pantatnya digoyang-goyangkan dan diputar mengimbangi kocokkan batang penisku.
“Remassss… remasshhhh payudaraku, pak Robby…” desah bu Muna sambil meremas-remas payudaranya sendiri.
Aq pun segera menuruti kemauan bu Muna. Sambil mengocok penis, tanganku segera memegang, meremas payudara dan memilin puting bu Muna bergantian.
“Aghhh ahhh.. nikmathhhh….” jerit lirih bu Muna sambil memegang tanganku yang sedang meremasi payudaranya….
“Oohhhh… rasanya penismu makin keras dan besar di dalam vaginaku… ohhh… entot aq… oh entotanmu… ohhhh nikmatnya luar biasa….”
Lalu kembali merubah posisi. Ia langsung merebah mengangkangkan lebar kedua kakinya di tempat tidur… vaginanya benar-benar terlihat nikmat untuk di entot. Aq arahkan batang penisku ke lubang vaginanya… lali….
“Ooghhhh…. aaahhhhh….” kami mendesah bersamaan ketika penisku masuk ke dalam lubag vaginanya.
Bu Muna merangkul bahuku lalu menjilati leherku… dan berbisik….
“Oohhh… entotanmu nikmat… penismu panjang dan besar…. oohhhhh… dalam sekali pak Robby….”
Aq pun tak kalah liar menjilati lehernya… dan kubalas bisikkannya….
“Vagina bu Muna tebal… vagina Ibu nikmat dientot… penisku keenakkan Buuu….”
Kami terus berpacu di tempat tidur. Lalu tiba-tiba ia merangkulku erat. Tangannya meraih kepalaku….
“Pak Robby….” desah bu Muna.
Aq mengangkat kepalaku… lalu menatap wajahnya.. ia menyentuh bibirku dengan bibirnya tetapi hanya sentuhan-sentuhan pelan…. bibir kami salng bergesekkan seirama goyangan pinggul kami yang saling menggenjot….
“Ooohhhhh… pak Robyyy.. aq bisa ketagihan dientoti penismu pak… oghhh… nikmat pak….” kedua tanganya berada dibelakang kepalaku. Bibir kami beergesekkan pelan….”
“Aq juga bu Muna… nikmat sekali mengentoti vagina bu Muna… aq juga pasti ketaginah ngentot sama bu Munaa….”
“Aghhh pak aq ketagihan penismu….”
“Ooghhh bu Muna aq ketagihan vaginamu…”
Gerakkan pinggul kami makin lama makin ketat dan cepat…
“Ohh bu Muna… aq akan ketagihan sama bu Muna….” desahku.
“Oohhh… oogghhhh… aq mau setiap waktu ngentot sama pak Robby… kalau perli setiap hari pak Robby datang aja… kita bisa ngentot terus pak… oohhhhh…..”
“Ketika entotan kami semakin liar…. dan nafas kami sudah tak beraturan… tiba-tiba ia menahan pinggulku… kami lalu bergerak pelan… ia memegang kepalaku… bibirnya menjilati telingaku… sambil saling menggenjot perlahan ia berbisik….
“Pak Robby… aq lagi sybur pak….”
Aq kaget mendengar bisikkannya yang penih birahi…
“Ohhh bu Muna….” desahku.
Lalu aq pun mulai mengocok vagina bu Muna dengan entotan yang dalam. Aq meregangkan pahaku agar tusukkan penisku makin dalam.
“Tekan penismu sedalam-dalamnya pak… ogghhh… iya gitu pakk… masukkin yang dalam pak… ohhh gituu.. ohhh… iya tekan terusss….”
“Ahh pakk… aghhh.. masukin rahimku pak…. masukkan kepala penismu yang dalam kerahimki… oohhhh gituuu.. ogghhhh… pakkk.. oghhhhh….”
“Ohh bu Muna aq keenakkan bu oohhh… penisku rasanya mentok bu… oohhhh… nikmatnya buu.. ohh.. buu… buuu Munaaa… pejuhku lagi banyak buuu.. udah 2 minggu aq tidak ngentot sama istriku buuu…. ooghhh… buu….”
“Ooghhh pakk.. oghh… pak aq suka pakk.. aq suka pejuh banyak pakkk…”
Lalu tiba-tiba aq merasa penisku diperas dan dihisap lubag vagina bu Muna….
“Ooggghhh… buuu… oogghhhhh….” erangku tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa.
“Iya synggg… oogghhh pakkk… nikmatnyaaa….”
“Oghhh… nikmat sekali, syng…” kataku sambil mempercepat kocokkan penisku karena sudah mulai terasa ada seseuatu yang ingin menyembur seiring rasa nikmat yang aq rasakan.
“Bu Munaaaa.. aq mau keluar buuu….”
“Keluarin aja di dalam, synggg.. sembur rahimku yang subur ini… aaahhh pak Robby….” kata bu Muna sambil mempercepat goyanganya.
“Oogghhhh akan kusembur rahimmu yang subur ini bu Munaaa… aq akan semburkan pejuhku sebanyak-banyaknya dalam rahimmu buu…. oogghhh… ogghhh… buuu…. ogghhh… bu Munaaa… aq akan membuatmu hamil bu Munaa.. aq akan mengahmilimu bu Munaaa… oogghhhh….”
“Iya pak Robyy.. entoti… ogghhhh… entotin vaginakuuu.. oghh… pak Robyy.. semburkan pejuhmu sebanyak-banyaknya… sirami rahimku.. oggh … hamili aq… entoti sampai aq bunting pak Robby… aq pasti hamil oleh pejuhmu… oghhhh… aq relaa pak robby entot sampai hamil….”
Kupercepat kocokkan penisku di vaginanya sambil meremas payudaranya, lalu tak lama kemdian kudesakkan penisku dalam-dalam ke vaginanya… crett.. crett.. crett.. crettt… pejuhku menyembur sangat banyak di dalam vagiananya seiring rasa nikmat kurasakan. Aq terus desakkan penisku dalam-dalam ke dalam rahim bu Muna sambil kukertahkan otot dan nafasku agar pejuhku keluar sebanyak-banyaknya… sampai kurasakkan pejuhku habis keluar… aq lakukan semua itu sambil menjilati biirnya….
“Ooghhhh… pak Robby banyak sekali pejuhmu… oogghhh… rahimku terasa hangat oleh pejuhmu.. oogghhhh semprot terus pejuhmu yang banyak … oohhhh iyaaa… oogghhhh iyaaa….” kata bu Muna sambil meliuk-liukkan pinggulnya…
Aq merasa lubang vaginanya meremasi dan menghisap batang penisku… kepala penisku serasa di hisap-hisap oleh vaginanya… Bu Muna seolah ingin meremas pejuhku sebanyak-banyaknya.
“Ooghhhh… aq juga keluar paakkk…” desahnya… “oogghhh… pak Robby… aq nikmat pakkk… aq puas sekali pakkk…. aaggghhhh… nikmatnya pakkk….”
Lalu akhirnya irama pergumulan tubuh kami berhenti… ia mendesah dan memeluk kepalaku dalam dadanya… nafas kami terengah-enbgah… lalu bisikanya terdengar lirih…
“Penis pak Robby nikmat… penismu panjang dan besar pakk… aq suka ngentot sama pak Robby…”
“Bu Muna juga hebat,, vagina bu Muna tebal dan tembem… payudaramu besar bu… tubuh bu Muna semok… vagina ibu nikmat dientot….” kataku lirih.
“Kapanpun pak Robby mau, aq mau dientoti pak Robby… aq suka birahimu pak Robby.. penis pak Robby panjang dan besar… aq bisa ketagihan ngentot sama pak Robby…” kata bu Muna sambil tersenyum lalu mengecup biirku.
“Aq juga suka sama bu Muna… aq juga suka birahi dalam tatapan matamu bu… aq juga suka ngentoti Ibu kapan aja… oohhhh…” kataku sambil mengelus punggung bugilnya.
“Aq mandi dulu, pak Robby… mau ikut..?” tanya bu Muna sambil bangkit dan turun dari tempat tidur.
“Mandi bareng bersama wanita cantik siapa yang mau nolak?” kataku sambil bangkit pula dari tempat tidur.
“Iihh Genitt!!!” katanya sambil mencubit tanganku.
“Kalau sudah kena air, bisa ronde kedua donk…” bisik bu Muna sambil memeluk tubuh bugilku.
“Siapa takut…” jawabku sambil mencium bibirnya.
Bu Muna,, aq syng kamu….
0 komentar:
Posting Komentar