Masih ingat dengan UP!, kartun tentang pria manula yang memilih menerbangkan rumahnya dengan ribuan balon daripada digusur? Ternyata kartun tersebut terinspirasi dari cerita nyata tentang seorang pemilik rumah mungil yang menolak menjual rumahnya kepada pengembang.
Kisah serupa terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di China, rumah-rumah 'keras kepala' ini disebut rumah paku. Dinamai demikian karena pemiliknya benar-benar ngotot mempertahankan tempat tinggal seperti paku yang susah dicabut dari dinding.
Beberapa pemilik rumah paku masih bertahan hingga saat ini. Bangunan milik mereka jadi seperti terpenjara di antara gedung-gedung bertingkat yang lebih modern. Tetapi di sisi lain juga menyuguhkan pemandangan yang unik.
Ini adalah rumah terakhir yang berdiri di lahan yang kemudian dibangun kompleks Shanghai World Expo. Pada tahun 2010, rumah tersebut berada di pelataran parkir yang jauh lebih mewah. Namun pada akhirnya, Shi Yuji sang pemilik bangunan harus merelakan rumah miliknya digusur.
Nama Edith Macefield terkenal bak selebriti karena kekeraskepalaannya dalam menolak pembelian rumah miliknya di Ballard, Seattle, Amerika Serikat. Macefield menolak pembayaran $ 1 juta yang ditawarkan oleh pengembang. Kabarnya rumah inilah yang menjadi inspirasi untuk film UP!
Ini adalah separuh duplex ikonik yang ada di St. Patrick Street, Toronto, Kanada. Duplex adalah rumah yang dibagi menjadi dua apartemen terpisah. Rumah ini termasuk salah satu bangunan bersejarah di Toronto. Pada tahun 1950-an, salah satu pemilik duplex menjual propertinya kepada pengembang yang sudah membeli seluruh bangunan di sana. Namun pemilik satunya menolak menyerahkan kediamannya. Jadilah duplex yang tinggal separuh itu berhimpitan dengan pelataran parkir yang baru dibangun.
Di Guangzhou, pihak berwenang harus membangun jalan lingkar di sekitar blok rumah susun ini karena tiga keluarga menolak menjual rumah mereka. Rencana awalnya, rumah-rumah di daerah tersebut digusur agar bisa dibangun jaringan jalan raya yang terhubung dengan terowongan di bawah Sungai Mutiara.
Rumah-rumah paku di berbagai belahan dunia Ackerlaw.com
Randal Acker merasa enggan untuk menjual rumah bergaya Ratu Victoria yang dimilikinya di Portland, Oregon, Amerika Serikat. Karena itulah asrama Portland State University harus dibangun mengelilingi bangunan tersebut.
Rumah-rumah paku di berbagai belahan dunia Istimewa
Cafe Oudjane S yang berlokasi di 133 Rue de Tourcoing, Prancis termasuk bangunan terakhir yang masih berdiri di Roubaix. Pemiliknya dalah Salah Oudjane. Pria lanjut usia itu nekad mempertahankan kafe yang sudah dikelolanya selama 46 tahun. Untungnya kini sudah dibangun jalan raya di Roubaix. Kafe Oudjane pun jadi tempet persinggahan para pengendara yang ingin beristirahat sejenak.
Rumah-rumah paku di berbagai belahan dunia Flickr/Dom Dada
Di kolong jembatan layang yang ada di Allmendstrasse, Zurich-Brunau, Switzerland terdapat sebuah rumah cantik yang 'kesepian'. Tak ada bangunan serupa yang lain sejauh mata memandang.
Rumah-rumah paku di berbagai belahan dunia Forgotten New York
Kalau rumah yang ini berada di Pennsylvania Avenue, Washington D.C. Bangunan tersebut tampak begitu mencolok di antara gedung-gedung kaca yang mendominasi kawasan.
0 komentar:
Posting Komentar