Jumat, 10 November 2017

Terapi Fobia Kini Bisa Dilakukan dengan Virtual Reality



Nusa Dua - Teknologi Virtual Reality (VR) pada Samsung Gear VR kini digunakan sebagai terapi untuk penderita fobia. Raksasa teknologi asal Korea Selatan tersebut bahkan mengadakan kampanye #BeFearless untuk mempromosikan Gear VR sebagai salah satu cara untuk menghilangkan beberapa jenis fobia, mulai dari fobia ketinggian hingga fobia di depan keramaian.
Image result for Virtual Reality
    Kampanye #BeFearless ini mengajak penderita fobia untuk mengatasi ketakutan dalam periode berkala menggunakan Gear VR. Menurut Samsung, Gear VR beserta teknologinya mampu memberikan pengalaman nyata karena penderita akan menggunakan perangkat langsung di kepala dan melihat objek yang ditakuti dalam balutan VR yang nyaris tampak nyata.
    Kampanye tersebut dianggap sebagai salah satu strategi promosi Samsung Gear VR yang unik. Menurut Wain Choi, VP and Global Executive Director Chain Worldwide, cara Samsung meraih pasar VR terbilang berbeda dengan pesaingnya. Sebab, Samsung membawa nilai kemanusiaan yang dapat 'menyentuh' pasar dengan menghilangkan fobia.
    "Saya pikir, Samsung memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi secara naratif. Kisah yang disampaikan dari kampanye ini sangat menyentuh dan menggerakan hati. VR bisa membantu penderita fobia dan memusnahkan ketakutan," kata Choi di gelaran AdAsia 2017 yang diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (10/11/2017).
    "Inspirasi Samsung memang jenius, mereka memanfaatkan fenomena fobia sebagai material kampanye. Dengan VR, penderita fobia merasa lebih baik dan merasakan sense of hope, berharap bisa bergerak dari ketakutannya," lanjutnya.

    Cara Kerja Terapi VR

    Saat menggunakan Gear VR, penderita fobia akan ditayangkan video dengan objek yang ditakuti. Jika fobia ketinggian, video VR akan menayangkan suasana di atas gedung tinggi. Jika fobia dengan keramaian, video akan menayangkan suasana panggung di depan banyak penontoh.
    Selama proses, penderita akan ditemani oleh psikolog untuk mengecek kondisi mentalnya saat merasa mulai panik. Kampanye ini pun diklaim sukses menyembuhkan penderita fobia dengan tingkat keberhasilan 88 persen.
    Gear VR yang digunakan pun bisa versi baru atau lama. Penderita juga dapat menggunakan Samsung Galaxy dengan beberapa aksesori, seperti headset dengan mikrofon. Mereka bisa memakai smartwatchGear S3 agar detak jantungnya terdeteksi saat merasa panik dan ketakutan.
    Seperti yang sudah dijelaskan, terapi ini digunakan secara berkala. Saat sudah melewati beberapa fase di mana penderita tak lagi merasa takut, 'dosis' terapi menggunakan Gear VR akan mulai dikurangi secara perlahan.
    Implementasi VR untuk menghilangkan fobia seperti ini diklaim menjadi yang pertama. Dengan demikian, Choi berharap teknologi semacam VR bisa digunakan sebagai material yang tak hanya digunakan untuk menghilangkan fobia, tetapi juga mengatasi masalah kesehatan mental lainnya.

    0 komentar:

    Posting Komentar